Beijing – otoritas China berkomentar singkat mengenai reuni Presiden Amerika Serikat Donald Trump lalu Presiden negara Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Vatikan dengan menyatakan bahwa krisis harus diselesaikan lewat negosiasi.
"Posisi China terhadap permasalahan tanah Ukraina sangat jelas. Kami berharap pihak-pihak terkait akan terus menyelesaikan krisis melalui dialog serta negosiasi," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun pada konferensi pers pada Beijing pada Awal Minggu (28/4).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan juga Presiden negeri Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dalam sela-sela upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Hari Sabtu (26/4).
Setelah pertemuan, Zelenskyy mengunggah di X, menyebutnya sebagai "pertemuan yang dimaksud sangat simbolis dengan prospek berubah jadi bersejarah, apabila kita mencapai hasil bersama."
Sedangkan Trump terhadap wartawan memaparkan "Saya rasa pertandingan itu berjalan dengan baik. Kita lihat hanya apa yang tersebut berjalan pada beberapa hari ke depan," katanya, seraya menambahkan hubungannya dengan pemimpin negara Ukraina itu "tidak pernah buruk."
Trump menggambarkan Zelenskyy "lebih tenang" pada pertandingan ke Vatikan.
"Saya pikir ia mengerti, beliau mengerti akan gambarannya, serta saya pikir ia ingin menghasilkan kesepakatan. Saya tak tahu apakah ia ingin memproduksi kesepakatan (sebelumnya)," katanya.
Setelah pemakaman, Trump serta Zelenskyy bergabung dengan Awal Menteri Inggris Keir Starmer dan juga Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk diskusi empat pihak terpisah mengenai upaya perdamaian.
Namun Guo Jiakun menolak berkomentar tambahan lanjut perihal pernyataan Korea Utara yang tersebut mengakui sudah mengirimkan tentaranya membantu Rusia berperang berhadapan dengan pasukan Ukraina.
"Mengenai interaksi bilateral antara Rusia kemudian Korea Utara, kami telah lama menyatakan tempat kami pada beberapa kesempatan. Tempat China terkait krisis negeri Ukraina tegas juga jelas, kami secara terlibat mengupayakan gencatan senjata serta memperkenalkan perundingan damai," tambah Guo Jiakun.
Dilaporkan Korean Central News Agency (KCNA) pada Mulai Pekan (28/4) pasukan Korut yang tersebut dikirimkan itu turut andil "membebaskan wilayah Kursk menurut instruksi" dari Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang memutuskan mengizinkan militer negaranya terlibat di pertempuran Rusia-Ukraina.
Menurut KCNA, Kim Jong Un menegaskan bahwa siapapun yang digunakan "berjuang demi keadilan adalah pahlawan lalu duta dari kehormatan tanah air".
Presiden Rusia Vladimir Kepala Negara Rusia pada Hari Senin (28/4) juga menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap banyak satuan angkatan bersenjata Korea Utara, yang digunakan membantu mengalahkan pasukan negara Ukraina ke Wilayah Kursk.
Putin menambahkan bahwa satuan-satuan Tentara Rakyat Korea (Utara) mengambil bagian berpartisipasi di operasi yang disebutkan dengan mematuhi sepenuhnya hukum internasional.
"Teman-teman Korea bertugas berdasarkan rasa solidaritas, keadilan, serta persahabatan sejati. Kami sangat menghargai ini serta dengan tulus berterima kasih terhadap Ketua Urusan Negara Kamerad Kim Jong Un secara pribadi, seluruh pimpinan lalu rakyat Korea Utara," ujar Pemimpin Rusia di pernyataan itu.
Rusia juga Korea Utara mempunyai Perjanjian Kerja Sama Vital Komprehensif yang ditandatangani Kim juga Presiden Rusia pada Juni 2024 juga mencantumkan pasal terkait komitmen membantu satu sejenis lain jikalau salah satu pihak diserang.
Artikel ini disadur dari China dukung negosiasi soal Ukraina usai pertemuan Trump dan Zelenskyy