Efek Perang Dagang, Harga Emas Ukir Sejarah Baru Tembus Level USD3.000

Efek Perang Dagang, Harga Emas Ukir Sejarah Baru Tembus Level USD3.000

JAKARTA – Harga emas mencapai rekor tertinggi akibat penanam modal terpengaruh meningkatnya perasaan khawatir berhadapan dengan pertempuran dagang sehingga merek mencari aset safe haven. Reli terbaru terjadi dalam sedang pengumuman tarif Amerika Serikat (AS).

Pajak impor untuk baja dan juga aluminium yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kegelisahan di area Asia yang tersebut bergantung pada ekspor kemudian menyokong tindakan pembalasan segera dari Uni Eropa juga Kanada.

Sebelum pengenaan tarif, Trump mengancam akan meningkatkan pungutan pada logam Kanada menjadi 50%, tetapi membatalkan rencana yang dimaksud setelahnya Pertama Menteri Ontario Doug Ford membatalkan keputusannya untuk memberlakukan biaya tambahan 25% pada ekspor listrik ke beberapa negara bagian AS.

Emas berjangka untuk pengiriman April sempat mencapai USD3,003.90 per ounce di dalam Chicago Mercantile Exchange (CME) sebelum turun ke USD2,989.50, menandai pertama kalinya sebuah kontrak melintasi ambang batas psikologis USD3.000. Harga logam mulia ini naik hampir 14% sepanjang tahun ini setelahnya mencatatkan kenaikan 27% pada 2024.

“Sikap risk-off bursa mencerminkan ekspektasi pemodal bahwa ketegangan perdagangan kemungkinan akan memburuk sebelum mendingin, juga beralih ke emas safe-haven sekali lagi sebagai lindung nilai terhadap volatilitas portofolio,” ujar pakar strategi pangsa IG, Yeap Jun Rong, disitir dari Russian Today, Hari Minggu (16/3/2025).

Terlepas dari kegelisahan terkait ketegangan perdagangan global, para analis mengaitkan reli terbaru di nilai emas, aset yang mana disukai pemodal dalam sedang gejolak geopolitik dan juga ekonomi, dengan prakiraan pelonggaran kebijakan moneter oleh Federal Reserve AS. Regulator ini diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di tempat kisaran 4,25%-4,50% pada pertemuan yang tersebut dijadwalkan pekan depan.

“Dampak potensial dari tarif dan juga ancaman perdagangan tidaklah kemungkinan besar untuk dimodelkan, memaksa The Fed untuk mengukur data dunia usaha untuk membantu menentukan langkah selanjutnya,” ujar ketua eksekutif Sprott Asset Management John Ciampaglia terhadap Reuters.

Dia menambahkan, para analis percaya bahwa The Fed terjebak pada kondisi mengawaitu dan juga melihat. Harga emas mencapai 40 rekor tertinggi pada 2024, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di area Timur Tengah dan juga Eropa Timur, ketidakpastian mengenai hasil pemilihan presiden AS, penurunan suku bunga, lalu pembelian emas secara bergerak oleh bank-bank sentral utama, menurut sebuah survei oleh World Gold Council.

Dalam analisis terbaru mengenai volatilitas di tempat seluruh bursa komoditas, kepala strategi komoditas di area TD Securities, Bart Melek, menyatakan bahwa bank-bank sentral sudah mencatatkan data rekor pembelian emas pada beberapa tahun terakhir oleh sebab itu perasaan khawatir mengenai keberlanjutan daya beli dolar lalu ketegangan geopolitik antara kekuatan-kekuatan ekonomi utama.