NASHVILLE – HP Inc mengingatkan tes verifikasi CAPTCHA: ‘Saya Bukan Robot’ digunakan untuk menyebarkan Malware . Penelitian HP Wolf Security menemukan beberapa kampanye di area mana para penyerang mengambil keuntungan dari meningkatnya ‘toleransi klik’ dengan rantai infeksi multi-langkah.
Dalam HP Amplify Conference 2025 di area Nashville, Amerika Serikat, 17-19 Maret 2025, HP Inc (NYSE: HPQ) meluncurkan HP Threat Insights Report terbarunya yang menyoroti ancaman di dalam dunia nyata yang digunakan ditemukan oleh para peneliti HP Wolf Security. Laporan ini menyoroti meningkatnya pemakaian tes verifikasi CAPTCHA palsu yang dimaksud digunakan untuk mengelabui pengguna agar menginfeksi diri mereka sendiri dengan malware.
Ancaman penting lainnya termasuk penyerang yang tersebut menggunakan skrip Python yang dimaksud disamarkan untuk menginstal malware dan juga malware yang memungkinkan penyerang mengakses kemudian mengontrol webcam dan juga mikrofon pengguna. HP Threat Insights Report terbaru yang mana menyoroti peningkatan penyelenggaraan tes verifikasi CAPTCHA palsu yang digunakan memungkinkan para penyerang mengelabui para pengguna untuk menginfeksi mereka.
Kampanye ini menunjukkan bahwa para penyerang memanfaatkan kebiasaan pengguna untuk menyelesaikan beberapa langkah otentikasi secara online – sebuah tren yang disebut HP sebagai ‘click tolerance’. Dengan analisis serangan siber di tempat dunia nyata, HP Threat Insights Report membantu organisasi untuk mengikuti teknik-teknik terbaru yang digunakan digunakan penjahat siber untuk menghindari deteksi kemudian membobol PC. Berdasarkan data dari jutaan titik akhir yang digunakan menjalankan HP Wolf Security1, kampanye penting yang mana diidentifikasi oleh para peneliti ancaman HP meliputi:
CAPTCHA Saya Jika Anda Bisa: Seiring dengan semakin baiknya kemampuan bot di melintasi CAPTCHA, autentikasi menjadi semakin rumit – yang dimaksud berarti pengguna semakin terbiasa melintasi rintangan untuk membuktikan bahwa dia adalah manusia. Para peneliti ancaman HP mengidentifikasi beberapa kampanye dalam mana penyerang menimbulkan CAPTCHA yang tersebut berbahaya.
Pengguna diarahkan ke situs yang dimaksud dikendalikan oleh penyerang, kemudian diminta untuk menyelesaikan berbagai tantangan otentikasi palsu. Para korban ditipu untuk menjalankan perintah PowerShell berbahaya pada PC merek yang tersebut pada akhirnya menginstal trojan akses jarak sangat jauh Lumma Stealer (RAT).
Penyerang Mampu Mengakses Webcam kemudian Mikrofon Penggunawan Akhir untuk Memata-matai Korban: Kampanye kedua mengawasi para penyerang menyebarkan RAT sumber terbuka, XenoRAT, dengan ciri pengawasan canggih seperti mikrofon dan juga penangkapan webcam. Dengan menggunakan teknik rekayasa sosial untuk meyakinkan pengguna agar mengaktifkan makro di area dokumen Word juga Excel, penyerang dapat mengendalikan perangkat, mengeksfiltrasi data, dan juga mencatat penekanan tombol – yang tersebut menunjukkan bahwa Word serta Excel masih mempunyai risiko penyebaran malware.
Skrip Python Digunakan untuk Penyelundupan SVG: Kampanye penting lainnya menunjukkan bagaimana penyerang mengirimkan kode JavaScript berbahaya dalam pada gambar Scalable Vector Graphic (SVG) untuk menghindari deteksi. Gambar-gambar ini dibuka secara default di dalam browser web kemudian menjalankan kode yang dimaksud disematkan untuk menyebarkan tujuh muatan – termasuk RAT kemudian infostealer – yang digunakan menawarkan kesempatan redundansi serta monetisasi bagi penyerang.
Sebagai bagian dari rantai infeksi, para penyerang juga menggunakan skrip Python yang tersebut disamarkan untuk menginstal malware. Popularitas Python – yang digunakan semakin didorong oleh meningkatnya minat terhadap Kecerdasan Buatan kemudian ilmu data – berarti bahasa ini semakin menarik bagi para penyerang untuk menulis malware, lantaran penerjemahnya telah dilakukan diinstal secara luas.