JAKARTA – Triwulan pertama 2025, PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND kembali mengemban amanah menyalurkan bantuan terhadap lebih lanjut dari 4,2 jt keluarga penerima faedah (KPM) di tempat seluruh Indonesia. Bantuan sebagai bansos PKH juga Proyek Sembako.
Direktur Bisnis Jasa Keuangan PosIND Haris mengatakan, bansos PKH juga kegiatan sembako mulai disalurkan menjauhi Ramadan yakni 21 Februari 2025. ”Alhamdulillah di 10 hari, tanggal 2 Maret kemarin kita telah dilakukan berhasil menyalurkan sebanyak 3,5 jt keluarga penerima kegunaan dengan total anggaran yang telah kita salurkan sebanyak Rp2,6 triliun,” katanya di siaran pers, Awal Minggu (17/3/2025)
Pencapaian ini menunjukkan komitmen kuat PosIND di menyokong acara pemerintah, meskipun terdapat tantangan di tempat beberapa wilayah. Menurut Haris, Jawa menjadi wilayah yang dimaksud mencapai hasil terbaik pada penyaluran bantuan. Khususnya Jawa Barat, menjadi wilayah dengan capaian tertinggi di realisasi penyaluran bansos yakni 98%.
“Jadi tempat tanggal 2 itu merek telah mampu mencapai 98%. Karena memang benar kondisi area membantu ya. Jawa Barat kita lihat transportasi juga sebagainya relatif lebih banyak lancar. Sehingga Alhamdulillah dalam sikap yang dimaksud teratas pada pada waktu 2 Maret ke Maret 10 hari kita menyalurkan itu telah ada dalam hitungan 98%,” jelasnya.
Situasi berbeda pada belahan wilayah lain, khususnya yang digunakan topogragi wilayah pegunungan juga aksesibilitas yang terbatas, seperti Papua. “Di Papua Barat itu memang benar kondisinya menantang ya, dengan kondisi geografis yang mana sulit diakses, sehingga pencapaiannya agak terlambat dibandingkan tempat lain,” jelasnya.
Penyaluran Efektif, Efisien, serta Transparan
Keberhasilan penyaluran bansos ini berkat strategi PosIND yang tersebut matang. Mereka sudah mengelaborasi beberapa metode kemudian menegaskan tiga metode penyaluran dana bantuan adalah yang tersebut paling efektif kemudian efisien. Tiga metode atau tiga pola utama yang mana sudah menjadi pakem atau ciri khas PosIND yang disebutkan yaitu yakni pembayaran dengan segera di area Kantorpos, distribusi / pencairan melalui komunitas, serta pengantaran segera ke rumah KPM atau yang digunakan rutin disebut penyaluran door-to-door.
Ia menambahkan, apabila ingin target tercapai di 10 hari mampu tercapai 90% maka petugas dalam lapangan telah punya hitungan berapa alokasi waktu yang dimaksud dibutuhkan yang tersebut diselaraskan dengan total KPM yang harus mereka distribusikan. “Jadi teman-teman pada lapangan yang tersebut akan mengukur nih, kalau selama ini misalnya 1 hari teman-teman mampu menyalurkan berapa, targetnya berapa,” tambahnya.
Dalam penyaluran bantuan sosial, PosIND menggunakan program Pos Giro Cash untuk memverifikasi transparansi dan juga akurasi data. Aplikasi ini juga dirancang untuk kondisi tanpa jaringan internet, sehigga tetap memperlihatkan dapat menyokong pembayaran hingga ke daerah-daerah terpencil.
Door to Door dalam Wilayah 3 T
Pendekatan atau penyaluran secara door to door menjadi salah satu ciri khas di penyaluran bantuan. Terutama untuk penerima yang mana membutuhkan perhatian khusus. “Proses antaran ini kita lakukan untuk penerima kegunaan yang mana sakit, yang difabel, kemudian yang tersebut memang sebenarnya tidaklah bisa saja datang ke Kantorpos,” jelasnya.
Selain penyaluran terhadap KPM dengan kondisi-kondisi tertentu tadi, Pos Indonesia juga menggunakan metode atau strategi yang digunakan sebanding di menjangkau tempat terdepan, terpencil, juga tertinggal (3T). Metode door to door menjadi andalan utama yang diterapkan Pos Indonesia untuk melakukan penyaluran dalam wilayah 3T ini.
Agar pelaksanaan metode ini berjalan lancar, PosIND juga melakukan langkah yang mana tak kalah penting, yakni berkoordinasi kemudian bekerja sejenis dengan pemerintah tempat juga TKSK, hingga pendamping PKH. Dalam proses penyaluran, Pos Indonesia juga menyesuaikan metode distribusi dengan kondisi wilayah, termasuk menggunakan transportasi udara di tempat Papua.