DKI Jakarta – Menteri Pemuda serta Olahraga Dito Ariotedjo menanggapi hambatan kepengurusan tiga cabang olahraga yaitu tenis meja, tinju, lalu sepak takraw yang mana mengakibatkan inisiatif pembinaan serta kompetisi untuk para atlet tidaklah berjalan.
"Saya harap para individu-individu yang masih bersengketa, yang masih mengedepankan ego, ya semoga hatinya mampu terbuka lalu terketuk," kata Dito Ariotedjo di konferensi pers terkait seleksi nasional cabang olahraga tenis meja, tinju, serta sepak takraw pada Jakarta, Kamis.
Ketiga cabang olahraga yang dimaksud mengalami persoalan beragam seperti dualisme kepengurusan pada cabang tenis meja yang dimaksud berlangsung lebih banyak dari 10 tahun. Unit tinju yang mana selama ini ditangani Persatuan Tinju Amatir Nusantara (Pertina) belum lama ini dikeluarkan dari keanggotaan Komite Olimpiade Nusantara (KOI), dan juga cabang sepak takraw yang dimaksud mengalami polemik terkait periode kepengurusan.
Menpora mengatakan, telah dilakukan menerbitkan Peraturan Menteri Pemuda dan juga Olahraga Nomor 14 Tahun 2024 tentang Standar Pengelolaan Organisasi Olahraga Lingkup Olahraga Prestasi. Aturan yang dimaksud diharapkan menyudahi permasalahan federasi, diantaranya dualisme kepengurusan induk cabang olahraga.
Ia mengatakan, aturan yang dimaksud bukan dimaksudkan untuk melakukan intervensi terhadap cabang-cabang olahraga. Ia menginginkan agar ke depan, setiap penduduk yang mau bermetamorfosis menjadi ketua umum cabang olahraga harus berpikir bahwa merekan mengatur sumber daya manusia.
"Jadi tiada dapat tak pakai hati juga pengorbanan yang tersebut besar. Bayangkan jadi ketum cabor tapi bukan bikin kejurnas, bagaimana kita mau membina olahraga," katanya.
Menpora mengatakan, pihaknya miliki niat baik untuk membenahi federasi olahraga. Kemajuan federasi mempunyai ukuran yang digunakan jelas yaitu terkait jumlah agregat atlet, total pelatih, dan juga prestasi yang dimaksud dihasilkan.
Federasi olahraga, kata dia, bukanlah wadah organisasi untuk mengakomodasi aspirasi seperti organisasi komunitas maupun partai politik.
Lebih lanjut, Menpora juga tak membantah bahwa persoalan federasi tiga cabang olahraga itu berubah jadi kendala di pembinaan maupun kompetisi yang digunakan seharusnya diwujudkan secara berkelanjutan.
Namun, dukungan dari komunitas atau pihak swasta juga selama ini memulai pembangunan kompetisi-kompetisi dalam tempat membuktikan bahwa masih ada wadah-wadah untuk para atlet.
Ia menjelaskan, kementerian yang dimaksud dipimpinnya juga telah terjadi mengambil sikap terhadap persoalan yang dimaksud dengan menyelenggarakan seleksi nasional untuk tenis meja, tinju, dan juga sepak takraw untuk menyiapkan atlet ke SEA Games 2025, sebagai event multi cabang yang mana melibatkan partisipasi negara.
"Kami tiada ingin (kepentingan) negara dikesampingkan oleh sebab itu ego individu," katanya.
Artikel ini disadur dari Menpora tanggapi masalah kepengurusan tiga cabang olahraga